Pengantar mimpi yang tertunda
Tertanggal 22 November 2019, Shubuh dini hari, Sebulan lebih ternyata aku dan dia telah berpisah. Mengikhlaskan orang yang masih sangat kita sayangi adalah sesuau yang sangat menyakitkan. Waktu sebulan masih belum cukup bagiku untuk memudarkan kenangan dengan dia. Tapi apa mau dikata, tepat hari ini kuberanikan diri meminta padanya agar kita jangan menjadi asing. Bisa kan seorang yang pernah memiliki status menjadi kawan, walau seperti baru kenal. Dia seseorang yang berasal dari Lumajang, kupikir masih betah tinggal di kota kelahirannya, tetapi telah menerbangkan sayapnya ke Semarang. Kupikir perasaanya masih sama denganku, tetapi sepertinya tidak setelah kubaca sederet pesan balasan darinya. "Aku juga minta maaf atas semua salahku dan terima kasih udah membuat aku bisa menata masa depan aku. Terima kasih sudah menemani dari 0 hingga puncakku sekrang ini, setelah kerja aku sadar sih omongan kamu bener, kalau hidup harus ditata" Sepenggal kalimat yang cukup lugas menyatak